PALEMBANG – | Pengamat Politik Sumsel Dr Ardian Saptawan menilai politik uang semakin menjadi primadona pada Pilkada tahun 2020 ini.
“Masyarakat Indonesia pada umumnya termasuk di Sumatera Selatan dalam memutuskan aspirasi politiknya masih bersifat tradisional yaitu untuk apa dan dapat apa,” ungkap Dia
Hal tersebut menurut Ardian, menjadi lebih menguat sebagai pilihan strategi politik uang oleh kandidat, karena situasi pandemi saat ini menyebabkan waktu pertemuan antara kandidat dengan calon pemilih sangat terbatas.
“Sehingga daya lekat ketertarikan calon pemilih menjadi longgar disamping keadaan ekonomi yang semakin berat sehingga uang bisa menjadi perekat instan,” ungkap Dosen FISIP UNSRI ini.
Menurut Mantan Komisioner KPU Sumsel ini, alasan para kandidat berfikir instan yakni ingin cepat mendapat kepastian tentang pilihan calon pemilih.
“Jika petahana mencalonkan diri kembali maka sang penantang harus menggandakan daya tariknya karena petahana lebih populer dari sang penantang,” kata Akademisi yang sering jadi panelis debat kandidat ini.
Untuk itu, lanjutnya, uang menjadi cara termudah yang mampu menggandakan daya tarik penantang ke pemilih. “Apalagi Bawaslu atau Panwaslu terbukti selama ini belum mampu mengusut tuntas pelanggaran politik uang ini,” ujar Pengamat Politik Sumsel Dr Ardian Saptawan. | *