H2G-Mulya Berpeluang Besar Pimpin Musi Rawas

PASANGAN calon (paslon) Bupati dan Wakil bupati H Hendra Gunawan – H Mulyana  atau yang lebih dikenal H2G-MULYA mempunyai peluang besar memenangkan pilkada Kabupaten Musi Rawas (Mura) pada 9 Desember 2020.

Potensi kemenangan paslon yang mengusung jargon Lanjutkan Musirawas Sempurna ini terungkap dalam release survei Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) yang digelar di Hotel Santika, Ahad (14/11).

“Dua paslon yang bertarung yakni Hj Ratna Machmud – Hj Suwarti (RAMAH BERARTI) dan H Hendra Gunawan – H Mulyana (H2G-MULYA). Temuan survei untuk simulasi dengan memakai  contoh  kertas surat suara didapatkan elektabilitas H2G-MULYA (60,7 %) dan RAMAH BERARTI (29,8 %),  serta massa yang belum menentukan pilihan 9,5 %. Kuatnya tarikan elektoral paslon H2G – Mulya  tidak lepas dari kinerjanya yang baik di masyarakat,” ungkap Direktur eksekutif LKPI, Arianto.

Lebih lanjut lembaga yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini menerangkan, kinerja yang baik merupakan bukti  kepercayaan masyarakat terhadap H2G-MULYA.

Pemilih menjatuhkan pilihannya pada H2G-MULYA salah satunya adalah kinerja yang baik. Tolak ukur  khususnya H Hendra Gunawan selama memimpin Kabupaten Mura dirasakan masyarakat sangat puas (6 %), puas (65 %), tidak puas (27 %), tidak puas sama sekali (0,4 %) dan tidak tahu/rahasia (1,6%).

Efek dari kinerja yang baik tergambar dari tingginya elektabiitas H2G-MULYA. Tingkat kepuasan masyarakat yang baik merupakan modal utama  bagi siapa saja yang akan maju dalam pilkada untuk  unggul.

Selain itu, lanjut mantan auditor konvensi survei calon presiden partai Demokrat ini, masyarakat juga  beralasan  memilih  H2G-MULYA karena sudah ada bukti hasil kerja yang nyata dan orangnya perhatian pada rakyat serta  bisa membawa perubahan  yang lebih baik untuk  Kabupaten Mura.

“Alasan bisa membawa perubahan yang lebih baik dari sebelumnya sebagai kabupaten yang berstatus tertinggal menjadi status tidak tertinggal secara nasional merupakan prestasi yang diakui masyarakat. Suara H2G-MULYA adalah suara kepercayaan masyarakat Mura. Jarak elektabilitas  H2G-MULYA dengan RAMAH BERARTI cukup jauh yakni sekitar 30 %. Kalau tidak ada  kejadian luar biasa, H2G-MULYA akan memenangkan pilkada Mura. Bahkan potensi untuk unggul diatas 70 % bisa diraih H2G-MULYA dari uji statistik yang kita lakukan,” ujar mantan kordinator Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini dengan lantang.

Lebih lanjut pria yang gemar memakai baju batik ini menambahkan, untuk tingkat popularitas (kedikenalan) dan akseptabilitas (kedisukaan) dari masing-masing nama adalah sebagai berikut. H Hendra Gunawan, popularitas (99 %)  dan akseptabilitas (96 %). Hj. Suwarti popularitas ( 87 %) dan akseptabilitas ( 78 %). Hj Ratna Machmud popularitas ( 86 %) dan akseptabilitas ( 80 %). Hj. Mulyana (  64 %) dan akseptabilitas (63 %).

“Pilkada menyisakan waktu satu bulan lagi. Masyarakat sudah punya pilihan masing-masing dan yang belum menentukan pilihan sudah sangat kecil. Sulit untuk terjadi perubahan yang signifikan melihat rentan waktu pilkada yang semakin dekat. Tingkat kemantapan pilihan pada masing-masing paslon  mayoritas sudah cukup kuat  yakni diatas 68 %. Dari parameter survei yang kita ukur, mayoritas sudah dipenuhi H2G-MULYA untuk memenangkan kontestasi pilkada Kabupaten Mura 9 Desember 2020,” pungkas lelaki yang biasa di sapa dengan nama Iyan ini dengan lantang.

Survei LKPI dilakukan 2-8 Nopember 2020 dengan jumlah sample 420 responden (desa/kelurahan) yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Mura. Metode yang digunakan Stratified Multistage Random Sampling dengan marjin of error +/- 5 % dan tingkat kepercayaan 95 %. Wawancara dilakukan tatap muka dengan melibatkan mahasiswa yang berasal dari Palembang.

Sementara, Pengamat Politik Sumatera Selatan Ade Indra Chaniago mengatakan jika membaca hasil survey LKPI yang mempublish hasil survey nya terkait Pilkada Mura lagi-lagi bisa diprediksi Incumbent di Musi Rawas akan kembali melenggang dan  memenangkan kontestasi Pilkada yang akan digelar tanggal 9 Desember mendatang.

Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena angka 60 persen lebih tersebut tidak lah mudah untuk dikejar, terlebih lagi selisih keduanya lebih dari separuh.

“Jadi sangat wajar apabila Incumbent atau petahana akan kembali memenangkan kontestasi, karena memang keunggulan mereka sudah berkampanye terhitung sejak dilantik,” ungkap Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) ini.

Menurut analisa Dosen Politik Stisipol Candradimuka ini, petahana diprediksi dapat dikalahkan apabila sang penantang memanfaatkan pragmatisme pemilih dengan melakukan politik uang secara massif.  “Apabila hal tersebut tidak terjadi maka dapat diprediksi hasil Pilkada nanti tidak akan jauh bedanya dengan hasil survey yang dirilis oleh LKPI,” katanya kepada pers.

Dia menilai masyarakat harus cerdas dan tidak tergiur oleh politik uang karena pemimpin hasil politik uang rentan akan melakukan praktik korupsi jika terpilih.

“Karenanya, Bawaslu punya tugas berat untuk mengawal pilkada ini agar tidak terjadi politik uang jelang pencoblosan. Bawaslu juga tidak boleh main mata dengan siapapun, jadi harus on the track sebagaimana amanah konstitusi untuk menjaga dan mengawal marwah organisasi,” tegas eks Aktivis 98 ini.(Ril/LKPI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *