“Rahasia psikoterapi terletak pada saat membuat pasien melakukan sesuatu yang mereka ingin lakukan tetapi tidak dilakukan” (Milton Erickson)
Milton Erickson seorang psikiatri yang menerapkan pendekatan hipnoterapi pada pasiennya rupanya memiliki sebuah pola yang dipolakan ulang oleh murid-muridnya.
Pola tersebut menjadi prinsip dasar bagaimana pendekatan Erickson bisa membantu menangani gejala psikologis yang bisa ditangani oleh hipnoterapi.
Dan Short Ph.D dalam bukunya yang berjudul Hope and Resiliency. Understanding The Psychotherapeutic Strategies of Milton H Erickson, membaginya menjadi enam prinsip dasar.
Sebagai hipnoterapis secara pribadi saya menggunakan strategi-strategi ini untuk membuat klien mau menjalani proses hipnoterapi, berikut adalah penjelasannya
*1. Distraction :* Erickson menggunakan pola gangguan ketika berhadapan dengan klien yang takut naik lift, satu ketika dia mengajak kliennya untuk naik lift dan meminta bantuan seorang wanita, jadi ada tiga orang di lift.
Pada lantai pertama dan kedua klien biasa saja, lalu pada lantai ketiga klien mulai pucat dan minta keluar, saat itu sang wanita berkata “bolehkah saya mencium kamu?”.
Si klien pun merubah fokus ke wanita itu, tapi masih gemeteran, lalu lift pun naik ke lantai empat, si wanita makin mendekati dan berkata lagi, ” Kamu mau ya saya cium?”, tambah terganggu pikirannya si klien, lalu perlahan mulai berubah jadi lebih tenang karena fokus pada sang wanita, sebab setiap lift naik, si wanita menggodanya lagi, sampai akhirnya si klien menyadari ketakutannya sudah hilang.
Dari sini kita bisa lihat kecerdasan Erickson membuat keadaan dilematis dan mengganggu keterampilan phobia klien dengan hal lain, sampai akhirnya secara sengaja si klien mensabotase dirinya karena ada stimulus lain, yang membuat dia berani memanipulasi pikirannya sendiri, kalau mau meminjam istilah NLP bisa disebut Collapsing Anchor Pattern atau Stealing Anchor Pattern.
*2. Partition :* Erickson berkata jika segala sesuatu saat tidak dapat diperbaiki, ada baiknya untuk memiliki sesuatu yang diperbaiki.
Maksudnya adalah ketika kita punya masalah sebesar gunung, kita perlu mencacahnya dan membaginya untuk menyelesaikan masalah yang bisa diselesaikan saat itu, bertahap atau dicicil, dipetakan dan diskalakan, mana yang bisa disentuh secara indrawi dan mana yang memang melibatkan orang lain, ketika semua sudah tampak, maka bisanya akan terhubung untuk bisa diselesaikan.
*3. Progression :* Erickson melihat bahwa seseorang bisa menyelesaikan masalahnya adalah secara bertahap, sedikit demi sedikit, karena Erickson menginginkan pasien yang mencari solusi dari sumber dayanya sendiri, sehingga klien mau dan mampu merubah cara pandang terhadap dirinya sendiri, sehingga dia mau action untuk melakukan perubahan itu.
Erickson menyadari bahwa tidak mungkin menyembuhkan setiap penyakit atau masalah, tetapi selalu ada kebaikan dan makna positif yang bisa dipetik untuk para klien.
Artinya Erickson menyadari bahwa Hypnosis bukan Panacea, tetapi hanya sebuah pelengkap agar klien punya pemaknaan baru dan mission statement baru untuk menjalani kehidupan.
*4. Suggestion:* Semua pemecahan masalah dimulai dengan gagasan bahwa perubahan itu mungkin.
Erickson dalam terapinya tetap menggunakan sugesti, walaupun dia lebih banyak menggunakan sugesti tidak langsung atau metafora, dia paham bahwa adakalanya seseorang perlu dipandu untuk mencapai tujuan perubahannya, walaupun dia lebih suka ketika pencarian jawaban dilakukan secara internal oleh klien berdasarkan sumber dayanya.
*5. Reorientasi:* Semakin besar kompleksitas masalah psikologis seseorang, semakin besar peluang untuk menemukan solusi sederhana.
Erickson berpikir saat seseorang berfokus pada kerumitan berpikirnya, seseorang bisa lupa bahwa dia mungkin memiliki celah untuk berubah tujuan besar dahulu, atau menundanya, lalu mengerjakan hal kecil secara ekologis untuk mencapi tujuan besarnya, lalu ketika semua sumber daya sudah siap untuk melangkah kembali makan rencana yang ditunda itu dilanjutkan lagi.
*6. Utilization:* Setiap kali kita mencoba membuat seseorang berubah, kita berpotensi menciptakan konflik, tetapi, jika kita terlebih dahulu menerima lalu menawarkan kesempatan, energi kita tidak terbuang percuma, sebab kita masuk dan memahami cara berpikir seseorang terlebih dahulu lalu jika memungkinkan menanamkan nilai dan keyakinan baru untuk seseorang melakukan perubahan.
Konsep ini yang membuat Erickson jadi rujukan dalam hipnoterapi atau disebut Accept and Utilize, terima apapun keadaannya lalu manfaatkan sumber daya yang dimiliki.
Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.
Salam Pembelajar dan Salam Hipnosis
Yusdi Lastutiyanto Cht., CI
Pembelajar Hypnosis
Jakarta, 1 Februari 2021
#MoneyDay #Monday
Sumber Bacaan :
Dan Short. Hope & Resiliency: Understanding the Psychotherapeutic Strategies of Milton H. Erickson.
Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.
